Puisi by me (Yasmin Fadillah)
Sang Penggagah
Dari saya manusia kaku dalam hal berperasaan.
Sengaja, saya tulis di layar hitam dengan tulisan putih dari ketikan keyboard hp.
Saya hanya ingin mengubur rasa yang telah semesta ciptakan untuk saya melalui kamu.
Ingin menghamburkan butiran-butiran rindu yang telah semesta ciptakan untuk kamu melalui saya.
Saya tahu, situasi ini memang cukup konyol.
Dimana yang awalnya, saya hanya bercerita tentang masalalu saya yang sulit untuk dilupakan.
Kamu selalu bersedia membuka telingamu untuk mendengarkan keluh saya, melakukan balasan saran untuk saya.
Rasa yang awalnya hanya biasa kini tumbuh karena tingkah mu yang selalu membuat saya merasa ingin menetap disini.
Iya, disini bersamamu.
Notifikasi pesan WhatsApp yang kita ciptakan memang cukup tidak berfaedah, membahas ina inu yang tidak karuan alurnya,
tapi anehnya jari ini selalu mengikuti naluri untuk terus membalasnya (haha meskipun, slow responnya cukup gokil.
Mengirim pagi, dibalas pagi esoknya. Haha tidak penting tapi asik jika bersamamu.
Namun saya sadar, kamu terlalu baik untuk saya harapkan.
Kamu terlalu istimewa untuk saya idamkan.
Saya juga sadar, jika kamu membawa rasa yang sama dengan saya, kita? Iya saya dan kamu lalu disatukan dalam keterlibatan rasa.
Saya rasa, akan berubah suatu saat. Saya tidak mau kamu hilang. Oleh, karena itu saya diam.
Komentar
Posting Komentar